Senin, 11 November 2013

KH-178: Generasi Penerus Howitzer 105mm Armed TNI AD

20110209164753
Ditandai dengan hadirnya TRF-1 Caesar 155mm dan MLRS Astros MK6, nampak pengembangan alutsista artileri TNI AD terlihat cukup gencar, tapi rasanya masih ada yang sedikit mengganjal, pasalnya sista (sistem senjata) artileri di segmen howitzer 105mm agak kurang diperhatikan. Bahkan bicara sista di howitzer di kelas 105mm, TNI AD sedikit tertinggal dari satuan armed Korps Marinir TNI AL.
Di kelas howitzer kaliber 105mm sampai saat ini TNI AD hanya mengandalkan tipe M2A2 dan AMX MK61. Keduanya sama-sama howitzer, bedanya M2A2 merupakan meriam tarik (towed), sedangkan AMX MK61 adalah self propelled howitzer. Persamaan lain diantara keduanya adalah usia pakaianya yang sudah cukup tua. Bahkan M2A2 pengabdiannya sudah dimulai sejak Perang Dunia Kedua dan Perang Korea.
dde5ecc3-32e3-4451-bb40-600fe03a9857
3ee783db-07d9-4b21-8f4d-bc7c4f62f51b
Musim terus berganti, dan pada akhirnya alutsista tua meski battle proven sekalipun harus memasuki masa purna tugas. Menjawab hal tersebut, satuan artileri medan beberapa waktu lalu telah merilik meriam sista baru di kelas howitzer 105mm, tak lain adalah KH-178 yang merupakan meriam buatan WIA Corporation (dulu Kia Machine Tool Company ) dari Korea Selatan.
Taka hanya demam K-Pop yang melanda ABG di Tanah Air, hubungan bilateral termasuk yang terkait militer antara Indonesia dan Korea Selatan terbilang sangat erat. Tak sedikit alutsista TNI yang berasal dari Negeri Gingseng tersebut. KH-178 kaliber 105mm dapat digolongkan sebagai howitzer ringan yang awal produksinya dimulai pada tahun 1984. Dasar dari rancangan meriam ini berasal dari meriam asal AS M101 yang digunakan secara masif dalam Perang Korea di tahun 50-an.
Dilihat dari spesifikasinya, meriam dengan bobot 4.480 kg ini dapat melontarkan proyektil hingga 15 kali dalam satu menit. Jarak tembak maksimum mencapai 14.700 meter dan dapat menembakkan beragam tipe amunisi kaliber 105mm yang sesuau dengan standar NATO. Khusus dengan penembakkan Rocket-Assisted Projectile (RAP) bisa menjangkau 18.000 meter. KH 178 punya panjang 7,6 meter dan lebar 2,1 meter.
Uji tembak KH-178 oleh TNI AD
Uji tembak KH-178 oleh TNI AD
Uji tembak KH-178 oleh TNI AD
Uji tembak KH-178 oleh TNI AD
Batalyon Artileri Medan 9/ Kostrad (Yonarmed 9) telah melakukan uji penembakan meriam howitzer KH-178 di lapangan tembak ASR (Air Shooting Range) TNI AU Pandan Wangi Lumajang Jawa Timur. Pengujian melibatkan beberapa personel dari Pusdikarmed Pussenarmed Kodiklat TNI AD maupun personel dari Yonarmed 9/ Kostrad. Kegiatan penembakan ini melalui beberapa rangkaian meliputi : pelatihan operator meriam yang telah dilaksanakan di Yonarmed 9/ Kostrad pada tanggal 16-23 Maret 2011 dan Uji Fungsi meriam KH 178 yang telah selesai dilaksanakan di lapangan tembak Batujajar, Bandung pada 5 April 2011. Kabarnya meriam 105 mm KH-178 ini akan ditempatkan di beberapa Satuan Armed antara lain Yonarmed 9/ Kostrad, Yonarmed 8/ Kostrad dan Yonarmed 15 Dam II/ Sriwijaya.
Performa Kurang Memuaskan
Dalam beberapa pemberitaan disebutkan bahwa pembelian meriam ini merupakan lanjutan dari Kontrak Eksport (KE) pembelian alutsista TNI AD dari Korea. Tapi berdasarkan informasi yang dikutip dari Majalah Commando Edisi 6 Tahun 2012, disebutkan uji tembak KH-178 tidaklah memuaskan dalam hal akurasi yang diinginkan. Ditambah bobot meriam ini yang dinilai jauh lebih berat dari kompetitornya.
Inilah LG1 MK III, howitzer 105mm yang memikat TNI AD. Dibanding versi yang digunakan Korps Marinir TNI AL, MK III lebih maju, dimana telah digunakan sistem elektronis dalam pembidikan dan kontrol tembak. Komandan cukup memasukkan sasaran, dan sudut penembakkan, berikut tabel balistik ke layar LCD di sisi kiri meriam. Hasil tembak pun pastinya akan lebih akurat.
Inilah LG1 MK III, howitzer 105mm yang memikat TNI AD. Dibanding versi yang digunakan Korps Marinir TNI AL, MK III lebih maju, dimana telah digunakan sistem elektronis dalam pembidikan dan kontrol tembak. Komandan cukup memasukkan sasaran, dan sudut penembakkan, berikut tabel balistik ke layar LCD di sisi kiri meriam. Hasil tembak pun pastinya akan lebih akurat.
Lebih lanjut TNI AD dikabarkan justru kesemsem dengan meriam asal Perancis, yakni LG-1 MK III. Dalam pengujian oleh Pussenarmed TNI AD, meriam ini dapat menampilkan performa yang memuaskan, bahkan mampu menandingi meriam M2A2 yang legendaris. LG-1 dalam versi yang lebih senior, LG1 MK II telah digunakan oleh Resimen Artileri Korps Marinir sejak tahun 1994. Selain sudah punya rekam jejak, LG-1 juga diproduksi oleh Nexter, yang tak lain produsen Caesar 155mm. Yang menarik lagi, bobot LG1 MK III hanya 1,5 ton, artinya 1 unit pesawat angkut berat C-130 Hercules dapat membawa 4 pucuk LG1. Jarak tembak maksimum meriam ini adalah 17.000 meter. Kembali ke KH-178, belum jelas benar apakah TNI AD tetap akan memborong meriam asal Korea Selatan atau meriam LG1 dari Perancis. Ada yang menyebut pembelian meriam KH-178 merupakan lanjutan dari Kontrak Ekspor (KE) pembelian alutsista TNI AD dari Korea. Dan belakangan hubungan militer antara Indonesia dan Korea Selatan sangat erat. Sampai saat ini KH-178 telah digunakan oleh AD Korea Selatan (1.700 unit) dan Chile (16 unit). (Gilang Perdana)
Spesifikasi KH-178
  • Kaliber : 105mm
  • Rate of fire : 15 rds/min
  • Berat : 4.480kg
  • Panjang : 7,6 meter
  • Lebar : 2,1 meter
  • Tinggi : 1,6 meter
  • Elevasi Laras : 65 derajat

Alvis Stormer AVLB: Sarana Darurat Satuan Kavaleri TNI AD

BVkqMSjCAAEQA1k.jpg large
Meski didaulat mampu menembus halang rintang dan medan berat, tapi pada kenyataan tidak semua rintangan bisa dilalui oleh ranpur lapis baja beroda rantai, alias tank. Betapa pun perkasanya tank,toh akhirnya akan bertekuk lutut bila menghadapi rintangan seperti kontur jurang/cerukan dan sungai dengan kedalaman diatas kewajaran. Untuk tank/panser berkualifikasi amfibi mungkin masih bisa untuk berenang, tapi bagaimana dengan tank/panser yang tak punya kemampuan amfibi?
Dari semenjak era Perang Dunia Kedua, hambatan alam untuk laju tank seperti diatas sudah ditemukan solusinya. Wujudnya seperti aksi gelar jembatan ponton dan jembatan bailey yang menjadi suguhan korps zeni. Baik jembatan ponton dan jembatan bailey punya keunggulan dari sisi kapasitas, lebar, kekuatan, dan panjang jembatan. Tapi dari sisi kecepatan gelar, kedua jembatan tadi butuh waktu dalam penggelarannya. Belum lagi ada risiko jatuh korban selama instalasi, maklum satuan zeni beroperasi di medan terbuka.
Menghadapi situasi diatas, satuan kavaleri juga dapat mengatasi tantangan tersebut secara mandiri. Tanpa harus mendapat dukungan dari satuan zeni, satuan tank dan panser dapat melintasi medan cerukan yang dalam. Jika sudah begini, yang jadi ujung tombak adalah ranpur jenis AVLB (armored vehicle launched bridge), dalam bahasa lain sering disebut tank bridgelayer, atau tank penggelar jembatan. Keberadaan tank AVLB sudah lumrah menjadi bagian organik di batalyon kavaleri.
avlb_001
avlb_002
Sifat dari AVLB sangat mobile dan dapat dipindahkan dengan cepat. Dengan AVLB, lintas penyeberangan medan juga lebih aman dari gempuran senjata kelas ringan, lantaran memiliki lapisan pelindung. Meski demikian, AVLB punya keterbatasan pada jarak bentangan (span). Tapi disisi lain, model ini lebih cocok dan efektif untuk menyeberangi rintangan alam yang tidak terlalu lebar, seperti anak sungai. Umumnya untuk menghemat dana pengembangan, AVLB mengambil basis tank yang sudah ada. Dengan mengambil basis tank yang sama, urusan suku cadang dan logistik menjadi lebih mudah.
Stormer AVLB
TNI AD pun sudah akrab dengan keberadaan AVLB, tepatnya kavaleri TNI AD saat ini mengadopsi jenis Stormer AVLB, karena basisnya berasal dari tank Stormer APC (armored personnel carrier) yang juga menjadi arsenal batalyon kavaleri. Pengadaan Stormer AVLB bersamaan dengan pemesanan tank Scorpion dan tank Stormer pada periode tahun 1995 – 1997. Indonesia tercatat memiliki 2 unit tank Stormer AVLB, kemungkinan tiap AVLB ditempatkan di dua batalyon kavaleri yang mengusung sista tank Scorpion/Stormer, yaitu YonKav 1 Tank/Kostrad dan YonKav 8/Kostrad.
1
3
Dengan model jembatan tipe class 30 scissors, panjang bentang jembatan mencapai 15 meter. Dengan mekanisme hidrolik, jembatan dapat diluncurkan dalam tempo kurang dari 5 menit. Menurut spesifikasinya, Stormer AVLB diawaki oleh 3 orang personel. Stormer AVLB ditenagai mesin Perkins Phaser 250 HP Military Turbo Charged Diesel. Tenaga yang dihasilkan mencapai 250 HP/2600 RPM dengan transmisi semi otomatis. Dengan kapasitas BBM 330 liter dapat dicapai jarak jelajah hingga 600 Km. Tanpa dibekali persenjataan, Stormer AVLB dapat dipacu hingga kecepatan 80 Km per jam.
TNI AD terbilang jarang menampilkan sosok Stormer AVLB ke publik. Baru pada ajang Pameran Alutisista TNI 2013 di lapangan Monas, sosok tank ini nongol. Selain punya body yang unik, lipatan jembatannya yang cukup besar banyak diminati oleh para pengunjung untuk meneduh dari teriknya sinar matahari.
Stormer AVLB di pameran Alutsista TNI 2013 - Lapangan Monas
Stormer AVLB di pameran Alutsista TNI 2013 – Lapangan Monas
Leopard 2A4 AVLB
Bicara tentang armada MBT Leopard 2A4 yang mulai berdatangan memperkuat kavaleri TNI AD. Kabarnya nanti juga akan didatangkan Leopard 2 versi bridgelayer. Ada dua varian, yakni Leopard 2L dan Panzerschnellbrucke 2 (PSB2) Modular Bridge System. Keduanya dibangun dari sasis Leopard 2, bahkan mesin penggeraknya juga sama persis. Pembeda utamanya adalah ketiadaan kubah yang digantikan lembaran jembatan lipat.
Baik Leopard 2L dan PSB2 mampu memikul beban maksimum setara klasifikasi MLC70 (70 ton). Karena ukurannya pun jauh lebih jumbo dari Stormer, bentang jembatan pun lebih panjang, yakni hingga 22 meter dengan lebar 4 meter. Tentunya, keberadaan AVLB sangat dibutuhkan bagi operasi satuan kavaleri, pasalnya medan tempur di Tanah Air memang sarat dengan cerukan dan sungai kecil yang berpotensi membuat pergerakan satuan tank mati kutu sebelum bertemu musuh. (Gilang Perdana)
Leopard AVLB
Leopard 2L AVLB
Spesifikasi Stormer AVLB:
  • Manufaktur : Alvis
  • Dimensi : 5,72 meter
  • Lebar : 2,76 meter
  • Tinggi : 2,66 meter
  • Berat Tempur : 12,8 ton
  • Bebas Dasar : 406 mm
  • Tekanan Jarak : 0,4 kg/Cm2
  • Kecepatan di Jalan Raya : 80 km/jam
  • Kecepatan di Air : 5 km/jam
  • Rintangan Tegak : 60 Cm
  • Rintangan Miring : 30%
  • Rintangan Parit : 1,7 meter
  • Tanjakan : 60%
  • Jarak Jelajah : 600 Km
  • Mesin : Perkins Phaser 250 HP Military Turbo Charged Diesel
  • Kapasitas BBM : 330 liter
  • Transmisi : Semi otomatis

SMML: Prototipe Gatling Gun Made in Indonesia



1
Guna menuju kemandirian alutsista, beragam langkah strategis terus dilakukan TNI, khususnya oleh Dinas Penilitian dan Pengembangan dari masing-masing angkatan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah SMML (senapan mesin multi laras) yang baru-baru ini diperlihatkan di stand Dislitbang TNI AD pada pameran Alutsista TNI AD 2013 di lapangan Monas, awal Oktober lalu.
SMML bisa disebut sebagai gatling gun versi lokal, senapan yang masih dalam prototipe ini mengusung kaliber 7,62mm. Mengutip informasi dari Majalah Komando Volume VIII No.5, disebutkan perancangan SMML telah dimulai lima tahun lalu. Sebuah tim kecil Dislitbang dibentuk untuk mempelajari dan merancang pengembangan senapan multilaras ini, dengan team leader Ade Kusnadi yang sekaligus menjadi kreatornya. Namun, baru pada tahun 2010 proyek ini resmi diangkat menjadi program nasional.
Tantangan terbesar dalam merancang SMML adalah tidak adanya barang contoh yang bisa dibongkar untuk dipelajari detail susunan komponen dan mekanisme kerjanya. Sebagai informasi, TNI AD memang belum pernah memiliki senjata model gatling. Lain hal dengan TNI AU, sejak kedatangan jet tempur F-16 Fighting Falcon, berlanjut dengan kedatangan jet tempur taktis T-50i Golden Eagle, gatling gun sudah melekat sebagai senjata internal dengan kaliber 20mm.
Terlepas dari kendala diatas, tim pengembang berusaha menyusun SMML dari informasi dan literature, yang harus diakui sumbernya terbatas. Meski secara prinsip sistem mekanisme SMML terbilang sederhana, namum karena semua dipelajari dari nol dan tidak melakukan pengembangan produk melalui reverse engineering, menjadikan perancangannya memakan waktu panjang. Diperlukan analisa yang mendalam dalam perancangan tiap komponennya agar secara prinsip bisa bekerja sempurna.
2
Dapat dianalogikan mekanisme SMML seperti pistol revolver dengan sebuah silinder berputar untuk mengumpan enam butir peluru. Namun pada revolver hanya tersedia satu laras dan satu rangkaian pemukul saja. Bagaimana dengan SMML yang punya enam laras dan enam pemicu? Dengan kata lain setiap laras memiliki perangkat tembaknya masing-masing. Secara teori, SMML dirancang untuk bisa melontarkan 2.500 – 3.000 proyetil dalam satu menit, kapasitas tabung yang disiapkan mencapai 6.000 butir.
Sabuk peluru SMML menerapkan model disintegrated. Pemilihan model ini dengan mempertimbangkan perhitungan taktis, dimana akan mempermudah memutus mata rantai peluru dari magasin ke senjata. Bila menggunakan sabuk peluru model integrated maka magasin peluru terus terbawa sampai peluru habis digunakan. Nyatanya dalam praktek di lapangan terkadang peluru tak habis terpakai, sehingga model disintegrated lebih menguntungkan karena bisa dilepas sehingga untuk mobilitasnya akan lebih baik, pasalnya dapat mengurangi bobot total senjata, karena magasin dapat dilepas.
M134 Mini Gun
M134 Mini Gun
M134 Mini Gun dengan sabuk amunisi
M134 Mini Gun dengan sabuk amunisi
Sepintas tampilan luar SMML terlihat menyerupai M134 Mini Gun buatan Dillon Aero. Begitu pula mekanisme kerjanya juga diyakini serupa. Namun dapat dipastikan seluruh rancangan SMML berbeda sama sekali. Semua komponen diracang sendiri secara detail dengan bantuan program desain CATIA yang juga digunakan untuk menganalisa sistem kerja mekanisme dari rangkaian desain komponen yang dibuat.
Kini, SMML yang prototipnya dibuat Pindad ini telah mencapai 80%. Dalam kondisi ini dapat dikatakan SMML baru mencapai taraf proof of concept, yakni secara teori baru sampai pada fase pembuktian sistem mekanisme senjata bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Belum sampai proses pengujian dinamis menggunakan peluru, sesi yang paling kritis.
Tentunya kiat semua berharap, semoga sista ini benar-benar bisa masuk ke jalur produksi, bahkan akan lebih hebat lagi bila bisa dipadukan dengan konsep RCWS (remote control weapon system). Pastinya akan menambah kebanggan kita, karena hanya segelintitr negara yang mampu membuat senapan mesin model gatiling ini. (Dikutip dari Majalah Commando dan beragam sumber lain)
Spesifikasi SMML
Sumber:Indomiliter

  • Kaliber : 7,62mm
  • Panjang : 96,25 cm
  • Berat : 90 kg
  • Jumlah laras : 6 batang
  • Pengisian amunisi : disintegrated
  • Kecepatan tembak : 2.500 – 3.000 proyektil per menit
  • Jarak tembak : 1.000 – 1.500 meter
  • Sumber arus : DC 24 Volt

Radar Fire Finder Armed TNI AD: Pemburu Posisi Meriam Lawan

satu
Dalam duel artileri kecepatan untuk memperoleh informasi dari mana asal tembakan menjadi sesuatu yang sangat menentukan. Dengan mengetahui titik asal tembakan, akan memudahkan bagi satbak (satuan tembak) pada Yon Armed TNI AD untuk bisa membalas tembakan artileri ke basis perkubuan musuh. Tidak asal tembak tentunya, diharapkan tembakan balasan dapat mempunyai presisi tinggi, sehingga daya hancur pada sisi lawan dapat maksimal, yang pada akhirnya dapat melumpuhkan serangan lawan.
Pastinya bukan hal mudah untuk melakukan tembakan balasan yang efektif? Tidak jarang, arah lintasan proyektil pada meriam jenis howitzer melambung melintasi medan berbukit. Membalas tembakan dari artileri lawan jelas butuh perhitungan matematis tersendiri. Nah, untuk mempermudah peran satbak dalam membalas tembakan lawan, kini Pusat Pendidikan (Pusdik) Armed TNI AD tengah mengembangkan sista yang disebut sebagai Radar Fire Finder Armed. Dari identitas namanya sudah jelas, perangkat ini tak lain berupa radar yang berperan untuk mencari kedudukan dari meriam lawan.
Bagaimana cara kera Radar Fire Finder Armed? Mekanisme pertama adalah, kita memang harus menunggu proyektil lawan meluncur ke sasaran. Tapi jangan khawatir, disini Radar Fire Finder akan memancarkan sinyal untuk mencari lintasan proyektil yang ditembakkan musuh. Untuk kemudian, hasil tangakapan sinyal diolah secara otomatis oleh komputer menjadi data kedudukan (koordinat) meriam musuh yang menembakkan proyektil tersebut. Proses selanjutnya, data kedudukan meriam musuh yang telah diketahui, dikirim ke Satbak untuk diolah menjadi data tembak. Dan, tahap akhir tinggal Satbak melakukan eksekusi menghancurkan posisi meriam musuh.
dua
Instrumen pada ruang operator
Instrumen pada ruang operator
Radar Fire Finder Armed yang ikut ditampilkan dalam Pameran Alutsista TNI AD 2013, secara teori dapat memancarkan sinyal dengan kelebaran sebaran 45 derajat dengan jarak 5.000 meter. Karena tampil di garda depan pertempuran, sifat radar ini harus punya mobilitas tinggi dan mendapat perlindungan. Untuk itu Radar Fire Finder dapat dipasang di platform jip ukuran ¾ ton. Sistem radar ini pun dapat dioperasikan oleh 2 awak (1 pengemudi dan 1 operator). Menghadapi eskalasi pertempuran yang panjang, radar ini pun dirancang untuk dioperasikan secara terus menerus sesuai kebutuhan operasi, salah satunya dengan dukungan genset. Secara umum, data yang dihasilkan dari Radar Fire Finder mencakup kaliber proyektil, kecepatan lintasan, waktu terbang, titik jatuh, dan kedudukan senjata asal proyektil.
Dalam gelar operasinya, respon data dari Radar Finder harus mendapat penanangan cepat dari Satbak, untuk menghindari berpindahnya posisi meriam lawan. Perangkat radar ini resminya masih dalam tahap prototipe, kita semua berharap agar Radar Fire Finder dapat segera resmi digunakan oleh Satuan Armed, tidak hanya di lingkup TNI AD, semestinya Yon Armed Korps Marinir TNI AL juga sudah sepantasnya punya radar seperti ini. Dalam pengembangan kedepan, idetifikasi asal tembakan lawan juga bisa dipadukan dengan teknologi pesawat intai tanpa awak. Dengan demikian, meriam-meriam dan roket MLRS sangar TNI AD, seperti KH-178, M-51 130mm, M2A2, AMX-MK61, M-48 76mm, FH-2000 155mm, ASTROS II MK8, dan sista Armed Korps Marinir, RM70 Grad dan howitzer LG-1 MKII dapat memberikan balasan tembakan yang mematikan ke posisi lawan. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Teknis
  • Modul X Band Freq : 8-10 Ghz
  • Ant. Transmitter Freq : 8-10 Ghz
  • Antena Receiver Freq : 5-14 Ghz
  • HPA IF Freq : 950-1700 Mhz, Power 40W, Gain >70 dB, Freq 2-20Ghz
  • LNA Noise Figure : 2 dB, Gain 50 dB
  • Local Modulator Bandwidth : 6250-9750 Mhz
  • Up Converter Freq Out : 6 Ghz
  • Down Converter Freq Range : 6 Ghz
  • Spatial Map GIS : 2D Map, interactive user interface map database
  • Doppler Calculation : Realtime calculation

    sumber:indomiliter.com

Challenge Card Ameba Pigg

Sudah menyelesaikan Challenge Card Pigg?
Hmm.. pasti ada diantara kalian yang bingung, apa artinya?
bagi yang kesulitan silakan lihat tabel dibawah ini.
Bahkan malah mungkin lebih mudah daripada pico!

Page1 black

Page2 blue

Page3 red

No. Quest gum Dimana?
1 Ayo Pergi ke suatu tempat! 2
2 Klik Action "Hi". 2
3 Props Seseorang. 2
4 Datangi rumah seseorang. 2
5 Ring rumah seseorang. 2
6 Ganti bajumu. 2
7 Decor rumahmu. 2
8 Klik shop. 2
9 Klik scratch card. 2
10 Take a Photo. 2
11 Edit profilmu. 2 ピグの設定変更
12 Edit room settingmu. 2 ピグの設定変更

お部屋への入室
13 Memakai Token 3
14 Pergi ke 渋谷 Shibuya. 2
15 Pergi ke 浅草 Asakusa. 2
16 Pergi ke 沖縄 Okinawa. 2
1 Pergi ke 京都 Kyoto. 2
2 Pergi ke Newbie Park 2
3 Pergi ke Flea Market dan brtmu 源 Gen. 2
4 Pergi ke 茶屋 chaya. 2
5 Pergi ke Casino. 2
6 Pergi ke lounge of the casino. 2
7 Pergi ke fishing area. 2
8 Pergi ke Hokkaido. 2
9 Kirimkan "buddy request" 3
10 Buat Pertemanan. 3
11 Klik Zoom dan Zoom Out. 2
12 Join a community. 2 ▶How to join a community?
13 Follow temanmu. 2
14 Kirimkan Surat. [ for over 18 yeaars old service. If you are under 18 years old you can't do it.] 2
15 Talk whisper dng temanmu. [ for over 18 yeaars old service. If you are under 18 years old you can't do it.] 2
16 Pakai barang di Pocket 5
1 Beli sesuatu dengan Gummies. 5
2 Invite temanmu to pigg.
20 click that icon on pigg
3 Lengkapi salah satu Scratch Card 50
4 Mainkan reversi. 5
5 Mainkan match cards. 5
6 Mainkan Rock paper scissors. 5
7 Mainkan Math. 5
8 Mainkan 大富豪 Daifugo. 5
9 Bertemu Edo lord di Ooku Hallway. 30
10 Pergi ke disco, dan temukan 3 penari spesial. 30
11 Bertemu dengan Pharaoh 30
12 Melihat Volcano explosion. 30
13 Team up and beat the monster. 30
14 Liat air mancur di Las Vegas. 30
15 Get a fish at the fishing area. 30
16 Get a pole and bait by fishing point. 5